Sabtu, 29 September 2018

Ketika Seorang Gus Ketikung Cinta #11


KETIKA SEORANG GUS KETIKUNG CINTA #11

Lalu Bu Nyai Maysyaroh, ibunya Neng Nabila pun berucap
Bu Nyai : “Nduuukkk... maem njih?”
Nabila : “Mboten miiii, rasanya gak enak.”
Bu Nyai : “Ini bubur putih, manis kok. Ini yang bawain ibundanya Gus Umam, Bu Nyai Aisyah. Maem yach... sedikit saja. Habis itu di minum obatnya.”
Bu Nyai Aisyah (tersenyum melihat Nabila)
Nabila : “Tapi pahit miii... nggak enak.”
Kyai Hamam : “Iya nduk di maem bubure.”
Nabila (cuma geleng-geleng kepala, sambil melihat Kyai Hamam)
Bu Nyai : “Lha terus, kalau gak mau makan dan gak mau minum obat, terus sembuhnya kapan tho nduuuuuk???”
Nabila (Nabila hanya diam sambil mainin jari jemarinya tangannya)
Gus Umam : “Injih Neng Nabila. Di maem bubure. Habis itu di minum obate biar cepet sembuh. Sembuh itu anugerah, tetapi syari'atnya juga harus di penuhi tho.”
Nabila (hanya diam sambil mainin jarinya, sesekali dia gigit jari jempolnya)


Assalammu 'alaikum, tiba-tiba suara terdengar dari pintu kamar pasien. Ketika di buka oleh Gus Umam. Betapa terkejutnya dia, karena apa yang dia liat tidak seperti yang dia bayangkan. Lalu Gus Umam pun berucap.
Umam : “Gus Jalal??? Ini gus Jalal khan???”
Jalal (tangan Gus Jalalpun memegang kening Gus Umam) : “Kamu gak ikut sakit khan gus???”
Umam : “Alhamdulillah mboten gus,emange ada apa?”
Jalal : “Kok ada orang salam malah gak di jawab???”
Umam : “Wa'alaikum salam, ngaputen-ngapunten gus.”
Jalal : “Gak apa-apa kok gus. Udah aku jawab sendiri kok gus. Yaaaaa, kadang-kadang  jin-jin iku yo melok jawabi.”
Umam : “Lho kok... lho kok...”
Jalal : “Gak usah heran, aku iki kadang yo omong-omong dewe kok.”
Umam : “Wwwkkkk. Wkkkk.”
Yai Hamam : “Sinten niku gus???”
Umam : “Gus Jalal romo yai??”
Yai Hamam : “Suruh masuk Gus Umam!!”
Jalal (lalu masuklah Gus Jalal bersama kang Ni'am) : “Assalammu'alaikum.
(Semua yang ada ) : “Wa'alaikum salam waroh matulloh.”


Nabila sangat mengenali suara itu, menolehlah Neng Nabila. Matanya langsung memancarkan sebuah kebahagiaan. Senyumny­a tergurat di ruas-ruas bibirnya, dan serasa darah yang tadinya berhenti, mengalir dengan cepatnya. Bu Nyai Aisyah dan Kyai Ridwan serta kerabat-kerabatnya Gus Umam merasa kaget dan bertanya tanya siapakah pemuda itu. Sedangkan Gus Jalal yang di ikuti oleh kang Ni'am, bersalaman dan mencium tangan Romo Kyai Ridwan dan Yai Hamam... tak terlupa juga bersalaman dengan semua yang ada di situ, kecuali perempuan, Gus Jalal hanya menelungkupkan kedua tangannya sambil membungkuk.


Yai Hamam : “Pinarak-pinarak gus... monggo kang sinten niku gusss?”
Jalal : “Kang Ni'am yai.”
Yai Hamam : “Monggo kang Ni'am.”
Ni 'am : “Injih romo yai.”
Yai Hamam : “Gus pripun kabare???”
Jalal : “Alhamdulillah sae yi, pangestu.”
Yai Hamam : “Ibu lan ramanda mu gimana kabarnya?”
Jalal : “Alhamdulillah sehat sedoyone yi.”
Yai Ridwan : “Lho... ini sinten tho yi?”
Yai Hamam : “Lho ini, Gus Jalal. Putro nipun Romo Yai Zidnan Ali... cucune Romo Kyai Muhammad Hasyim Ali.”
Yai Ridwan : “Masya Alloh, kok udah besar? Sekarang masih mondok??”
Jalal : “Tasih yai, tapi injih rog-rog asem.”
Yai Ridwan : “Mondok teng pundi gus?”
Jalal : “Injih pondok alit-alit kok yi... damel nambal-nambal ikang gothang-gothang.”
Yai Ridwan : “Injih leres niku gus, mengaji itu tanpa batasan usia.”
Jalal : “Ijih romo yai, pandungane mugi-mugi  barokah.”
Yai Ridwan : “Amin.”
Yai Hamam : “Lha ini tadi kok tahu kalau Nabilanya di rawat di sini.”
Jalal : “Jadi di kabari Gus Umam yi, katanya Neng Nabila kena typus.”
Yai Hamam : “Injih gus, tetapi alhamdulillah tasih gejala.”
Bu Nyai : “Gus Jalal...”
Jalal : “Injih bu nyai, wonten menopo?”
Bu Nyai : “Ini lho, Nabilanya gak mau makan.”
Nabila : “Ah ummi... ngaten mawon kok sanjang kliyan guse tho mi.”
Jalal (hanya tersenyum)
Bu nyai : ”Emang kenyataannya gitu kok nduuuk.”
Jalal : “Neng Nabilaaaa.” (dengan tatapan mata yang lembut dan nada bicaranya juga datar)
Nabila : “Daleeem.”
Jalal : “Aku gak terlalu kuatir kamu sakit atau tidak, mau makan atau tidak? Tetapi aku sangat kuatir, jika Romo Kyai Hamam dan ummi mu jatuh sakit gara-gara memikirkan mu.”
Nabila : “Lha pahit lho guuuus?”
Jalal : “Maem.”
Nabila : “Pahit kok...”
Jalal : “Maem.” (sambil agak sedikit meninggi nada suaranya).
Nabila : “Injih-injih maem, ampun duko tho.”
Jalal : “Nanti kalau mau maem, tak belikan pe lem bu ngan.”
Ha ha ha. Semua yang ada langsung tertawa.
Nabila : “Injih dalem mboten puruuuun? Mosok pelembungan...”
Jalal :  “Lha nyuwune nopo thoooo?”
Nabila : “Injih cicin ngaten lho.”
Jalal : “Yo mangke, tak tumbaske ring baut apa mur, khan sami mawon.”
Nabila gregeten dan igit igit. Nabila pun berucap dalam hati, “Maksudnya cepet nikahin akuuuuuu.”


#Bersambung.

Oleh : Ma'arif Wibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisi-kisi USBN Matematika SD 2019

KISI – KISI USBN SD TAHUN 2019 PROVINSI JAWA TIMUR (SPESIFIKASI) MAPEL : MATEMATIKA NO. SOAL LINGKUP MATERI ...